Oleh : Erik Setyawan -
14120042
Gedung yang artisitik dan berdiri
di tanah bekas Gereja Tua dan makam Jan
Pieterzoon Coen, masih berada di kawasan Wisata Kota Tua, tepatnya di Jalan
Pintu Besar Utara No.27 Jakarta Barat, yang buka dari jam 09.00 hingga 15.00
pada hari Selasa sampai Minggu kecuali hari Senin dan hari libur ini, mengoleksi
dan memamerkan berbagai jenis dan bentuk wayang dari seluruh Indonesia hingga
Mancanegara.
Gedung ini dinamakan Museum Wayang. Dari namanya saja, jelas kita sudah
mengetahui apa saja yang ada di dalam gedung tersebut. Benar, Museum Wayang ini
menyimpan sekitar 5.147 koleksi wayang yang berasal dari sejumlah daerah di
tanah air dan ada pula wayang mancanegara seperti dari Malaysia, Suriname,
Perancis, Kamboja, India, hingga beberapa negara di Benua Eropa dan Amerika.
Terdapat beragam jenis wayang di
museum ini seperti wayang kulit, wayang golek, wayang kardus, wayang rumput,
wayang janur, topeng, wayang beber dan gamelan. Tidak hanya wayang yang
dipamerkan di museum ini, terdapat boneka-boneka yang berasal dari negara
sahabat diantaranya Malaysia, Thailand, Suriname, Cina, Vietnam, Perancis,
Rusia, Polandia, India, dan Kamboja.
Di museum ini juga terdapat
seluruh perlengkapan seputar perwayangan mulai dari alat penerangan yang
digunakan untuk membuat bayangan di belakang layar yang disebut Lampu Blencong.
Ada pula instrumen pengiring seperti gamelan dan panggung yang biasa dipakai
untuk panggung boneka.
Para pengunjung di Museum Wayang
ini diajak untuk mengenal berbagai karakter, sikap maupun perilaku lakon dari
berbagai daerah melalui tampilan wayang yang mempunyai bobot yang luhur dan
tinggi nilainya dalam budaya kita dengan menyaksikan sejumlah koleksi wayang
yang ada di museum ini.
Bukan hanya sekedar menjadi obyek
rekreasi semata, di museum ini dapat dilakukan studi bagi para pelajar dan
akademis, bahkan dapat dijadikan tempat pelatihan, pusat dokumentasi, dan
penelitian pewayangan, serta dapat dijadikan media pengetahuan budaya antar
daerah, dan antar bangsa. Untuk
mendukung keberadaannya, selalu diadakan perubahan tata pameran, pagelaran
wayang dan atraksi pembuatan wayang.
Jelas sekali bahwa Museum Wayang
ini mengutamakan perannya sebagai sumber media pengetahuan, bisa dilihat dari
harga tiket masuk bagi para pelajar dan akademisi yang harganya lebih murah Rp
1000,- dibandingkan wisatawan biasa yang harganya Rp 2.000,-. Bila ingin
mengadakan studi tour ada bagusnya
mengunjungi museum ini, selain menarik, pastinya juga biaya yang akan
dikeluarkan tidak terlalu menguras kantong kita.
Mari sedikit kita mengenal sejarahnya,
Wayang di Indonesia sendiri terutama di Pulau Jawa mulanya merupakan produk
kebudayaan keraton. Wayang yang pada awalnya dijadikan alat pemujaan leluhur
maka setelah kebudayaan Hindu masuk ke Indonesia sekitar abad ke – 5 Masehi
mengalami pergeseran nilai.
"Wayang berasal dari kata 'bayang-bayang'. Awalnya wayang digunakan untuk melakukan komunikasi dengan roh leluhur atau nenek moyang dengan perantaranya yaitu dalang."
Dunia Pewayangan Indonesia
mendapat pengaruh secara khas terutama dalam hal ceritera atau lakon seperti
ceritera Ramayana dan Mahabrata sehingga bentuk dan sajiannnya semakin berubah
dan luas jangakauannya dalam tampilan dan tema ceritanya. Dalam perkembangannya
itu, kemudian wayang di Indonesia telah demikian mentradisi sehingga mampu bertahan di tengah-tengah masyarakat
pendukungnya yang beragam.
"Wayang Indonesia telah diakui oleh UNESCO pada 7 November 2003 di Kota Paris sebagai warisan dunia dari Indonesia. Anda dapat turut berapresiasi dengan mengunjungi Museumnya."
Wayang Indonesia sendiri telah diakui oleh UNESCO (United Educational,
Scientific and Cultural Organization) sebagai warisan dunia. Dengan memproklamasikan
Wayan Indonesia sebagai “Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of
Humanity”, di mana Wayang Indonesia telah diakui sebagai karya agung budaya
dunia.
Maka dari itu, memang sudah seharusnya di Indonesia memiliki Museum
Wayang sebagai tempat menyimpan dan memamerkan wayang guna menjadi salah satu
media sumber pengetahuan kepada masyarakat terutama untuk menjaga kelestarian
budaya wayang di Indonesia sendiri.
Tetapi dengan hanya adanya Museum Wayang saja tanpa adanya apresiasi
masayarakat akan pentingnya budaya wayang di Indonesia ini rasanya percuma
saja. Seiring dengan perkembangan jaman, tidak dipungkiri bahwa budaya wayang
di Indonesia sendiri sudah mulai terasa ditinggalkan oleh adanya
teknologi-teknologi canggih saat ini.
Namun seharusnya para masyarakat terutama di Indonesia harus sadar akan
pentingnya kelestarian budaya-budaya yang sudah hampir tergerus jaman saat ini,
khususnya wayang. Dengan turut berpartisipasi dengan mengunjungi Museum Wayang
dirasa sudah cukup, guna mempertahankan eksistensi Perwayangan di Indonesia.
Mari kita lestarikan Perwayangan di Indonesia sebagai salah satu warisan
dunia dan juga sebagai identitas Bangsa dan Budaya Indonesia. "Ayo Lestarikan
Seni Wayang Indonesia!"
0 comments:
Post a Comment