Fenomena K-Pop atau Korean Pop di
indonesia semakin menjadi. Selain boyband
dan girlband dari Korea yang terus membius
para remaja di indonesia dengan wajah yang menarik, suara yang unik dan dance yang
energik, Indonesia juga ketularan virus membentuk boyband dan girlband yang
penggemarnya tidak hanya remaja, tapi anak-anak dan orang tua juga terbius oleh
fenomena ini.
Super Junior, Big Bang, 2pm, 2NE1, dan Wonder Girls, adalah beberapa boyband dan girlband yang banyak digemari oleh remaja. Dan juga PSY dengan lagu "Gangnam Style"-nya yang telah membuat heboh seluruh dunia melalui aksi-aksi artis Hollywood yang meniru gaya tarian kudanya itu.
Super Junior, Big Bang, 2pm, 2NE1, dan Wonder Girls, adalah beberapa boyband dan girlband yang banyak digemari oleh remaja. Dan juga PSY dengan lagu "Gangnam Style"-nya yang telah membuat heboh seluruh dunia melalui aksi-aksi artis Hollywood yang meniru gaya tarian kudanya itu.
Fenomena tersebut secara tidak
langsung juga mempengaruhi budaya yang telah ada di Bangsa Indonesia. Dari cara
berpakaian, model rambut, hingga kebiasaan hidup sehari-haripun mengikuti gaya
orang Korea. Ada baiknya Bangsa Indonesia secara bijak menerima dan menyaring
kebudayaan luar terutama dari Korea ini.
Melalui seminar "Fenomena KPOP dalam Budaya Kontemporer Indonesia", yang berlangsung di Auditorium UBM lantai 8, hari Selasa, tanggal 27 November 2012, Mahasiswa UBM yang hadir diperlihatkan fenomena-fenomena K-Pop yang telah merasuk ke dalam budaya di Indonesia.
Dengan seminar yang berlangsung sekitar dua setengah jam ini, dimulai dari pukul 09.00 kurang 10 menit yang semestinya dimulai dari jam 08.00 hingga pukul 11.30. Sempat mengalami keterlambatan, tetapi antusias para hadirin yang menghadiri seminar tersebut tetap bersemangat. Apalagi sambil menunggu acara dimulai, para hadirin disuguhkan oleh lagu-lagu K-Pop yang sedang populer saat ini.
Dalam acara seminar ini, ada beberapa pembicara yang mengisi seminar tersebut, diantaranya dibuka oleh Rustono Farady Marta, yang lebih akrab disapa "Frad", lalu dilanjutkan oleh Kandi Senastri S. Dahlan, dan yang terakhir ditutup oleh Mr. Light Youji, instruktur dance asal Korea yang sekarang menetap di Indonesia.
Pembicara pertama, Rustono Farady M., menjelaskan tentang apa itu budaya yang kontemporer, terutama di Indonesia. Budaya kontemporer muncul ketika masyarakat terpengaruh dengan modernisme dalam kehidupannya. Budaya kontemporer dari masa ke masa berbeda kondisinya.
Adapun pengaruh budaya kontemporer bagi saat ini menekan identitas Pluralisme masyarakat, karena budaya kontemporer menyanjung kesamaan pola pemikiran, mengubah pola pikir (mindset) seseorang, dan mengubah karakterisitik budaya lokal atau ke-Orisinalitas budaya tergeser.
Melalui seminar "Fenomena KPOP dalam Budaya Kontemporer Indonesia", yang berlangsung di Auditorium UBM lantai 8, hari Selasa, tanggal 27 November 2012, Mahasiswa UBM yang hadir diperlihatkan fenomena-fenomena K-Pop yang telah merasuk ke dalam budaya di Indonesia.
Dengan seminar yang berlangsung sekitar dua setengah jam ini, dimulai dari pukul 09.00 kurang 10 menit yang semestinya dimulai dari jam 08.00 hingga pukul 11.30. Sempat mengalami keterlambatan, tetapi antusias para hadirin yang menghadiri seminar tersebut tetap bersemangat. Apalagi sambil menunggu acara dimulai, para hadirin disuguhkan oleh lagu-lagu K-Pop yang sedang populer saat ini.
Dalam acara seminar ini, ada beberapa pembicara yang mengisi seminar tersebut, diantaranya dibuka oleh Rustono Farady Marta, yang lebih akrab disapa "Frad", lalu dilanjutkan oleh Kandi Senastri S. Dahlan, dan yang terakhir ditutup oleh Mr. Light Youji, instruktur dance asal Korea yang sekarang menetap di Indonesia.
Pembicara pertama, Rustono Farady M., menjelaskan tentang apa itu budaya yang kontemporer, terutama di Indonesia. Budaya kontemporer muncul ketika masyarakat terpengaruh dengan modernisme dalam kehidupannya. Budaya kontemporer dari masa ke masa berbeda kondisinya.
Adapun pengaruh budaya kontemporer bagi saat ini menekan identitas Pluralisme masyarakat, karena budaya kontemporer menyanjung kesamaan pola pemikiran, mengubah pola pikir (mindset) seseorang, dan mengubah karakterisitik budaya lokal atau ke-Orisinalitas budaya tergeser.
0 comments:
Post a Comment